MAKALAH ILMU TAUHID
‘TAUHID SEBAGAI AQIDAH
DAN
FILSAFAT HIDUP’
Disusun oleh:
Marjuki
NPM: 1331030016
Prodi: Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Dosen Pengampu: Dra. Yusafrida Rasyidi,
M.Ag
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN INTAN LAMPUNG
T.A 2013/2014
KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Allah S.W.T yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad S.AW, suri
tauladan kita dan semoga kelak di yaumil akhir kita mendapatkan syafaatnya. Aamiin.
Makalah ini disusun dalam rangka melaksanakan tugas mata
kuliah Ilmu tauhid bersifat individual yang telah diberikan oleh Ibu Dosen
kepada kami sebagai penyusun khususnya, dan mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
pada umumnya.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang
terkait, khususnya Ibu Dosen atas saran dan petunjuk yang senantiasa diberikan
kepada kami.
Kami sebagai penyusun
menyadari, bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan
dan ketidak sempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran maupun kritik
sebagai motivasi bagi kami, agar kelak kami bisa menghasilkan yang lebih baik
lagi.
Akhirnya, semoga makalah yang
kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua sebagai bahan
pembelajaran dalam studi Tauhid, khususnya tentang Tauhid Sebagai Aqidah dan
Filsafat Hidup.
Bandarlampung, Nopember 2013
Penyusun
ii
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ......................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.............................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A.Pengertian Tauhid, Aqidah dan
filsafat hidup..................................... 2
B.Tauhid sebagai Aqidah......................................................................... 4
C. Tauhid sebagai Filsafat
hidup..............................................................5
BAB III : PENUTUP .............................................................................................8
A. Simpulan.............................................................................................. 8
B. Saran.................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. ……....9
iii
|
BAB
I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Setiap manusia yang berakal pasti memiliki tujuan
hidup. Pada dasarnya tujuan hidup manusia adalah memperoleh kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Kebahagiaan di dunia berarti berharap kehidupan yang
berkah atau yang diberkati (almubarok), kebahagiaan di akhirat berarti surga
(aljannah).
Sementara kewajiban atau
tugas hidup manusia menurut al-qur’an adalah mengabdi atau beribadah kepada Alloh.
Manusia diciptakan Alloh, tidak lain adalah agar mengabdikan dirinya
kepada-Nya.
Alloh menghendaki agar kehidupan manusia di dunia ini
diarahkan untuk mengabdi kepada-Nya. Guna mewujudkan kehendak-Nya itu, Alloh
telah mengokohkan dalam diri manusia
kesediaan untuk menyembah-Nya yang secara implisit berisi kesanggupan manusia untuk
tunduk kepada-Nya. Dalam diri dimensi manusia yang paling dalam (roh) tertanam
keyakinan bahwa Allah lah pusat kehidupan.
Supaya dasar-dasar yang terbentuk dalam diri manusia
tersebut tetap terpelihara, maka Allah memberikan bimbingan melalui teks
ayat-ayat al-qur’an, bagaimana dasar-dasar keimanan kepada Allah dalam diri
manusia tersebut diamalkan atau diwujudkan dalam kehidupan aktual manusia.
Bimbingan Allah melalui kitab suci adalah cara yang digunakan Allah agar
manusia selalu dalam posisi mengembangkan sifat-sifat asalnya dalam bentuk
beribadah kepada-Nya.[1]
11
|
Oleh karena itu, disini
kami akan mencoba untuk membahas tauhid ketika diaplikasikan kedalam kehidupan
sehari-hari terutama tauhid sebagai aqidah dan sebagai filsafat hidup.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Sekilas tentang pengertian tauhid, aqidah dan filsafat hidup.
2.
Pengaplikasian Tauhid sebagai aqidah dan filsafat hidup.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN TAUHID, AQIDAH DAN FILSAFAT HIDUP
1. Tauhid
Tauhid dalam segi bahasa berarti esa atau menjadikan
satu. Yaitu mengesakan Allah.
Adapun secara istilah
(makna), tauhid ialah perbuatan hati, mengesakan Allah sebagai Tuhan
(Rububiyah), sebagai sembahan (Uluhiyah), dengan segala nama, sifat dan
perbuatan-Nya.[2]
Secara teoritis, tauhid
dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis:
a)
Tauhid Rububiyah
52
|
b)
Tauhid Uluhiyah
Yaitu
mengesakan Allah dalam ibadah dan ketaatan. Atau mengesakan Allah dalam
perbuatan seperti shalat, puasa, zakat, haji, nazar, menyembelih sembelihan,
rasa takut, rasa harap dan cinta. Maksudnya semua itu dilakukan: yaitu bahwa
kita melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan-Nya sebagai bukti ketaatan
dan semata-mata untuk mencari ridho Allah SWT.
Oleh sebab itu, realisasi yang benar dari tauhd
Uluhiyah hanya bisa terjadi dengan dua dasar:
Pertama, memberikan semua bentuk ibadah hanya kepada
Allah SWT semata tanpa adanya sekutu yang lain.
Kedua, hendaklah semua bentuk ibadah itu sesuai dengan
perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
c).Tauhid
Al-asma’ wa ash-shifat
Yaitu pengakuan dan kesaksian yang
tegas atas semua nama dan sifat Allah yang sempurna yang termaktub dalam
ayat-ayat Al-qur’an dan sunnah Rasululloh SAW.
2. Aqidah
Yang dimaksud dengan aqidah adalah
iman dengan semua rukunnya yang enam, yaitu: Iman kepada Alloh,
malaikat-malaikat Nya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya, hari kiamat dan qodho
dan qodharNya.
Aqidah berasal dari kata aqoda
yang bermakna “ma’qudah”, yang berarti ‘yang terikat’.
33
|
3. Filsafat Hidup
Secara bahasa, filsafat berasal dari
bahasa yunani yang tersusun dari dua kata philein
berarti cinta, dan sophos berarti
hikmat (kebijaksanaan).
Adapun secara istilah
filsafat berarti menggunakan akal fikiran untuk berfikir jawaban dari setiap permasalahan yang dihadapi,
tentunya dengan menggunakan kaidah-kaidah berfikir logis, sistematik,
konprehensip atau menyeluruh, bebas dan bertanggung jawab.
Filsafat tidak kalah penting dalam
kehidupan kita sehari-hari. Karena hidup tidak lepas dari yang namanya
berfikir. Karena secara lahiriyah manusia telah diberi akal oleh Alloh SWT
untuk berfikir.
Filsafat hidup merupakan sinonim dari pandangan hidup yang berarti suatu
dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan
hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat atau negara.
Semua perbuatan tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan
pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.[4]
B.TAUHID SEBAGAI AQIDAH
44
|
Aqidah merupakan sebuah keyakinan
terlebih lagi keyakinan kepada Tuhan harus merupakan ikatan yang kokoh yang
tidak boleh dibuka atau dilepaskan begitu saja, karena bahayanya amat besar
bagi kehidupan manusia. Orang yang tidak memiliki ikatan yang kokoh dengan
Tuhan, menyebabkan ia dengan mudah tergoda pada ikatan-ikatan lainnya yang
membahayakan dirinya.[5]
Seperti: Seseorang datang ke kubur, kemudian berdoa dan meminta kepada penghuni kubur, maka hal ini merupakan pelanggaran tauhid, yakni tauhid uluhiyah. Atau contoh lain, seseorang
meyakini bahwa adanya penguasa laut selatan selain Allah, maka hal ini
merupakan pelanggaran tauhid, yakni tauhid rububiyah.
Dengan demikian jelaslah betapa
pentingnya tauhid sebagai aqidah yang harus diaplikasikan kedalam kehidupan
sehari-hari untuk menjaga kemurnian aqidah sekaligus menambah keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Yang mana tujuan akhir dari hidup ini tidak
lain tidak bukan ialah untuk mencari keridhoan Allah SWT.
C.TAUHID SEBAGAI FILSAFAT HIDUP
Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai
oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan filsafat hidup itu perlu
dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Sebagaimana telah dikemukakan
diatas, bahwa filsafat hidup adalah kata lain dari pandangan hidup. Apakah
setiap orang itu perlu memiliki pandangan hidup? Kemudian pandangan hidup yang
seperti apa yang harus dimiliki seseorang?
55
|
Disinilah peranan pandangan hidup
seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan
memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak
sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah, hambatan,
tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapi.
Biasanya orang akan selalu ingat,
taat, kepada Sang pencipta bila sedang dirundung kesusahan. Namun, bila sedang
dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan
hidup yang diikutinya, berkurang rasa pengabdiannya kepada sang pencipta. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1)
Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
2)
Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
3)
Kurang memahami nilai dan tuntunan yang terkandung dalam pandangan
hidupnya.
4)
Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.[6]
Oleh karena itu dalam islam penting sekali
mengaplikasikan tauhid sebagai pandangan hidup. Tauhid yang telah
diimplementasikan sebagai aqidah berperan vital dalam kehidupan kita sebagai
pedoman dan jalan hidup supaya kita selalu terarah kejalan yang lurus, yaitu
jalan yang senantiasa diridhai oleh Allah SWT.
Adapun peran aqidah tauhid sebagai pandangan hidup
orang islam yang berkaitan tentang realitas kehidupan, meliputi beberapa hal
diantaranya:
1)
Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah
66
|
66
|
2)
Allah sebagai standard of judgment (ukuran nilai)
Ukuran nilai berdasarkan
aqidah tauhid adalah apa yang diridhoi Allah (mardhotillah). Segala sesuatu
yang diridhai Allah adalah baik dan benar serta mengandung nilai ibadah. Ukuran
nilai ini merupakan inti yang disekelilingnya berputar seluruh tindakan dan
perbuatan moral manusia.
Aqidah tauhid dan iman kepada
hari akhir memberikan satu daya penggerak yang membuat seseorang menerima
ukuran nilai tersebutdengan penuh kejujuran, keikhlasan dan tanggung jawab.
3)
Allah sebagai titik tuju arah hidup manusia
Seseorang yang telah
menyatakan Allah sebagai Tuhan (telah menerima aqidah tauhid) tetapi dalam
hidup kesehariannya mengarahkan sebagian atau seluruh aktivitasnya hidup untuk
tujuan selain mardhotillah, maka berarti orang tersebut telah melanggar
pernyataannya sendiri. Seluruh babak kehidupan yang seharusnya berada dalam
bingkai ibadah menjadi sama sekali tidak bernilai. Dengan membuat mardhotillah
sebagai tujuan hidup manusia, maka suatu tujuan tertinggi dan termulia telah
diletakan dihadapan umat manusia. Dengan demikian, kemungkinan-kemungkinan
tanpa batas teleh terbuka bagi perkembangan moral manusia.
4)
Allah sebagai pembebas manusia dari perbudakan
77
7
|
77
|
BAB
III
PENUTUP
A.SIMPULAN
Tauhid merupakan hal yang pokok dalam islam. Dia
harus dimiliki dalam hati setiap muslim. Selanjutnya, Tauhid tidak hanya
sekedar kita ketahui makna dan fungsinya, tapi harus benar-benar kita yakini
dan kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu landasan hidup,
untuk mencapai cita-cita hidup yang benar-benar diridhoi Allah SWT.
Tauhid sangat bermanfaat bagi
kehidupan umat manusia, ia tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan
menyelamatkan manusia dan kesesatan dan kemusyrikan, tetapi juga berpengaruh
besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku keseharian seseorang. Ia tidak hanya berfungsi sebagai Aqidah, tetapi berfungsi pula sebagai
falsafah hidup.
Apabila tauhid tertanam kuat dalam jiwa seseorang, ia
akan menjadi suatu kekuatan batin yang tangguh. Kekuatan itu akan melahirkan
sikap positif dan realitas kehidupannya sehari – hari. Ia akan selalu optimis
menghadapi masa depan, tidak takut terhadap apapun dan siapapun kecuali Tuhan,
selalu senang dan gembira sebab mereka dekat dengan Tuhan dan yakin Tuhan
selalu bersamanya setiap hal, rajin melakukan Ibadah dan perbuatan baik, dan
sikap – sikap positif lainnya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri,
tetapi bermanfaat pula untuk Masyarakat dan lingkungannya.
88
|
B.SARAN
Demikianlah makalah yang telah kami buat, semoga
dapat diterima oleh Ibu Dra. Yusafrida Rasyidi M.Ag selaku Dosen ilmu Tauhid.
Dan kami selaku penyusun berharap makalah yang telah kami susun ini bisa
bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Akhirnya, kami menyadari
bahwa apa yang kami lakukan ini sesungguhnya masih jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kritik dan saran khususnya dari Ibu Dosen sangat kami harapkan
untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Supadie, Didiek Ahmad, dkk. 2012. Pengantar Studi Islam. Jakarta: Raja
grafindo Persada.
Ibrahim Muhammad bin Abdullah. Pengantar studi Aqidah Islam.
Azzam, Abdullah. 1993. Aqidah, Landasan Pokok Membina Ummat.Jakarta:
Gema Insani.
Mawardi, dkk. 2009. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu
Budaya Dasar. Bandung: Pustaka Setia.
Nata, Abudin. 2011. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo.
Baharudin, M. 2013. Dasar-Dasar Filsafat. Bandarlampung: Harakindo
Publishing.
99
|